Jumat, 13 Juli 2012

Tanjung Bergolak, Banser Diterjunkan Ke Lokasi Pengeboran



Situasi Pengeboran Desa Tanjung/Foto:Ferry Arbania/Memorandum




Sumenep, Memo|Ketua GP Ansor Sumenep, Muhri Zain mengakui diturunkannya pasukan Banser (Barisan Ansor) serba guna untuk melakukan penjagaan ketat di areal pengeboran migas yang dilakukan oleh PT Energi Mineral Langgeng (EML).


“Sengaja Banser kami turunkan untuk mengamankan lokasi eksplorsi di Desa Tanjung. Dan ini merupakan bentuk rasa keprihatinan dan tanggungjawab kami atas situasi Tanjung yang memanas dan sempat anarkis”, kata Muhri Zain, Ketua Pengurus Cabang GP Ansor Sumenep, Kamis (12/07). 

Muhri juga mengaku prihatin saat sejumlah warga mencaci-maki kiyai sepuh yang hadir dalam acara istighosah beberapa waktu lalu. Dengan diterjunkannya Banser dilokasi pengeboran, pihaknya berharap tidak lagi ada tindakan brutal dari kalangan tertentu yang hanya menambah situasi makin tidak menentu. 

“Adanya perlakukan warga yang mencaci maki kiyai, nurani kami jadi terpanggil untuk terjun ke lokasi. Karena bagaimanapun, Banser membentengi para kiyai”,imbuhnya. 

Pantauan Koran Memo, tiap harinya ada sekitar 10 orang anggota Banser yang disiagakan dilokasi pengeboran dan berjaga secara bergantian selama 1X24 jam. Sedang di jalan utama menuju lokasi pengeboran, sejumlah spanduk bertuliskan penolakan terhadap pengeboran masih terpampang tegak dan seringkali menjadi perhatian warga yang melintas di daerah tersebut. 

“Bubarkan Pengeboran Migas. Jangan Dholimi Rakyat Tanjung. Kalau masih punya hati nurani.Jangan bisingi teinga kami dengan suara mesin dan kontener”, demikian bunyi tulisan penolakan yang tertuang dalam spanduk tersebut. Di beritakan Koran Memo sebelumnya, jika peresmian penanjakan sumur gas ENC-1 Desa Tanjung, Kecamatan Saronggi oleh PT. EML sudah dimulai sejak 3 April 2012 lalu. 

Konon sumur migas ini sudah dilakukan pengamatan selama 6 tahun dan diprediksi kandungan gasnya mampu mencukupi kebutuhan listrik di empat Kabupaten di Madura, denmgan potensi gas sekitar seribu megawatt. Berkali-kali eksplorasi migas di Desa Tanjung ini ditolak keras oleh warga setempat dengan alasan tak pernah dilakukan sosialisasi langsung kepada masyarakat. Warga mengklaim, adanya eskpolorasi PT.EML itu membuat budidaya rumput laut rusak dan hasil tangkapan ikan menurun drastis. Tak ayal, kegiatan eksplorasi sempat mengalami cooling down.  

Namun sekitar seminggu yang lalu, upaya eskplorasi hendak diteruskan lagi dengan menghadirkan sejumlah kiyai, Bupati Sumenep, Kepala ESDM dan pewakilan Migas Jawa Timur, Elan Biantoro. Pertemuan itu dikemas istighosah dan do’a bersama, yang berakhir mengecewakan karena lagi-lagi ditentang oleh masyarakat desa Tanjung. Selanjutnya, pada hari Jumat (06/07/12) lalu, fasilitas PT.EML dilokasi pengeboran dirusak massa. Pos penjagaan di obok-obok, mini bus perusahaan itu juga digulingkan paksa. Kemarahan warga ini terjadi setelah PT EML tetap ngotot melanjutkan eksplorasi tanpa persetujuan warga Desa Tanjung. (fr/yy) 


Sumber: Memorandum (koran cetak)

Tidak ada komentar:

***Selamat datang di blog berita Surat Kabar Harian Pagi MEMORANDUM***

Followers