Sabtu, 14 Juli 2012

Kodim Ancam Tangkap Warga Anarkhis



totok sulistyo_komandan kodim 0827 sumenep
Sumenep, Memo| Keberanian Suhartatik, janda muda yang tinggal di Desa Tanjung kecamatan Saronggi,   dalam melakukan penolakan atas dilanjutkannya eksplorasi migas di desanya, memang patut diacungi jempol. Alasannya, sejak adanya eksplorasi Tanjung oleh PT. Energy Mineral Langgeng (EML) telah menimbulkan konflik antar warga, yang mengarah pada perpecahan.


Selain itu, alasan penolakan itu karena pihaknya prihatin dengan rusaknya budidaya rumput laut yang disebabkan adanya pengeboran tersebut. Untuk itu pihaknya meminta agar seluruh aparat kemanan supaya ditarik dari desanya.

“Sejak adanya aparat kemanan dari pihak Polri dan TNI, justru memicu menegangnya konflik di desa kami. Suasana menjadi semakin tidak kondusif. Untuk itu kami meminta semua aparat sebaiknya ditarik kembali dari desa kami”, kata Suhartatik didepan ratusan warga Desa Tanjung, Jum’at (13/07).

Pihaknya merasa prihatin dengan banyaknya aparat yang berkeliaran dengan pasukan bersenjata. Hal itu menurut Suhartatik, hanya menambah kekhawatiran warga, yang kemudian berbuntut menjadi pemicu terjadinya aksi saling curiga dikalangan warga. “Sepanjang pasukan aparat ini tidak ditarik, maka suasana kondusif akan semakin sulit diciptakan. Mereka tidak suka dipertontonkan suatu hal yang tidak positif dan ini hanya akan menambah runyam keadaan di Tanjung”, imbuhnya.

Jum’at kemarin sengaja dilakukan rekonsiliasi dan sosialisasi berkenaan dengan  eksplorasi migas di desa tanjung yang berlangsung tegang. Situasi semkain klimaks, ketika keluar ancaman dari Totok Sulistyo, komandan kodim 0827, yang akan menangkap siapapun warga yang nekat berbuat anarkis. “Kami akan menangkap siapa saja yang berbuat anarkis. Karena perbuatan itu melawan hukum disampaing dapat memicu terjadinya suasana yang tidak kondusif”, ujarnya.

Pihaknya berharap, kedepan tidak ada lagi kisruh dikalangan warga Desa Tanjung. Untuk itu, pihaknya meminta warga agar menyampaikan setiap keluhan yang ada, dengan cara dialogis dan terbuka ke pihak Kodim maupun pemerintah daerah. “Pokoknya jangan sampai ada yang anarkhis. Diketahui, warga Desa Tanjung sempat membakar pos dan menggulingkan mobil PT. EML karena dinilai nekad melanjutkan eksplorasi migas tanpa persetujuan masyarakat. (fr/yy)

Tidak ada komentar:

***Selamat datang di blog berita Surat Kabar Harian Pagi MEMORANDUM***

Followers