Sabtu, 22 Oktober 2011

Ibu Kota Jatim Dipindah Ke Sumenep?

Surabaya, Memo - Apakah Surabaya sudah tak layak lagi menjadi ibukota Provinsi Jawa Timur? Jika benar, kota manakah yang pantas menggantikan Surabaya? Jawabannya adalah Sumenep, sebuah kabupaten di ujung timur Pulau Madura.

Setidaknya itulah yang tersingkap dalam seminar dengan tajuk 'Pemindahan Ibuk ota Provinsi Jawa Timur : Dari Surabaya ke Sumenep' yang digelar di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya, Selasa (25/1/2011). Dalam seminar itu dikatakan jika Surabaya tak layak lagi menjadi ibukota Jatim karena kepadatan penduduk dan kemacetan lalu lintasnya sudah cukup parah.

Menurut akademisi ITS Surabaya, Daniel M Rosyid, wacana pemindahan ibukota dilakukan sebagai upaya pemerataan pembangunan. Ibukota yang ideal, kata Daniel, adalah jika pusat pemerintahan dan ekonomi tidak terpusat jadi satu seperti yang terjadi selama ini. Dengan pemindahan ibukota, maka akan terjadi pemerataan pembangunan di daerah lain di Jatim yang tertinggal jauh dari Surabaya.

"Pemindahan ibukota Jatim ke Sumenep memang bukan perkara mudah. Tapi tidak ada salahnya mewacanakan hal tersebut agar lebih mudah jika nantinya direalisasikan," kata Daniel, di hadapan sekitar 30 audiens di Gedung Rektorat Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya.

Menanggapi wacana tersebut, Wakil Bupati Sumenep, Soengkono Sidik, mengatakan bahwa dirinya mendukung wacana tersebut. Soengkono berharap wacana itu bisa menjadi kenyataan karena masyarakat Sumenep pasti akan menyambut baik kebijakan itu.

Soengkono mengatakan potensi Sumenep sudah lebih dari cukup untuk menjadi sebuah ibukota provinsi. Akses transportasi darat maupun laut ke Bali, Kalimantan, Sulawesi dan Jawa sudah tersedia. Masyarakat Sumenep juga cinta damai dan mempunyai toleransi tinggi.

"Masyarakat Sumenep akan welcome jika ibukota dipindah ke Sumenep," ujar Soengkono.

Namun pendapat berbeda dilontarkan Hitapriya Suprayitno, dosen jurusan arsitektur ITS. Hita menilai jika infrastruktur Sumenep belum siap jika harus menyandang status ibukota provinsi. Wacana pemindahan itu akan berat dilakukan jika tidak didukung penuh pemerintah daerah dan pusat.

"Infrastruktur di Sumenep masih harus ditingkatkan lagi. Di sana belum ada bandara internasional, begitu juga dengan pelabuhan besar. Tapi wacana ini ada sisi positifnya. Investasi akan banyak masuk ke Madura," kata Hita. (bdh/bdh)


Sumber: detik.com 

0 comment:

***Selamat datang di blog berita Surat Kabar Harian Pagi MEMORANDUM***

Cari Blog Ini

Copyright @ 2013 Dhalem Temor.