Sumenep, Memo- Animo masyarakat Desa Telaga, Kecamatan Ganding, Sumenep terhadap kemajuan pendidikan Islam memang tidak bisa dinafikan, Terbukti dalam Musyawarah Desa (MD) yang digelar pihak kepala desa dengan sejumlah tokoh masyarakat setempat melahirkan kesepakatan agar ada penambahan ruang / lokal sekolah Madrasah di desa itu.
Mukhlish, Kepala Desa Telaga Kecamatan Ganding mengakui kebutuhan masyarakat akan penambahan ruang kelas di Madrasah Ibtidaiyah (MI) Raudlatus Shibyan, yang nota bene merupakan sekolah favorit di desa mereka.
Selama ini, madrasah itu, diakui Mukhlish hanya memiliki 3 ruang kelas yang hanya bisa menampung siswa kelas IV, V dan VI. Sedang kelas I, II dan III ditempatkan di serambi Masjid Alkaromah, tidak jauh dari lokasi gedung madrasah.
“Karena keterbatasan dana, kami akui kalau separuh siswa yang belajar di MI Raudlatus Shibyan terpaksa kami tempatkan di Masjid dan mushalla. Akibatnya, serambi masjid seringkali kotor dan ini meyusahkan petugas kebersihan masjid tersebut”, kata Mukhlish, Kepala Desa Telaga, Kecamatan Ganding, Sumenep, (22/12).
Untuk memenuhi kebutuhan tiga ruang kelas bagis murid MI di desa itu, diakui Kades Mukhlis bukanlah suatu hal yang mudah. Berbagai upaya dan proposal sudah sering diajukan ke sejumlah pihak terkait, namun belum ada hasil yang diharapkan.
Singkatnya, sejumlah tokoh masyarakat dan aparat desa setempat memutuskan untuk melakukan rembuk desa atau musyawarah desa (MD). Mengingat jumlah siswa di madrasah ini sangat banyak, yakni berjumlah 370 siswa yang belajar di Madrasah Ibtidaiyah
Raudlatus Shibyan.
“Dalam musyawarah desa itu muncullah usulan dari masyarakat desa setempat agar penambahan ruang kelas MI diambilkan dari dana PNPM tahun ini”, imbuhnya.
Pantauan Memo dilokasi, sebuah bangunan sekolah yang di butuhkan masyarakat selama ini akhirnya terbangun juga dengan ukuran bangunan 8 X 7 dengan ruang kelas sebanyak tiga lokal. “Alhamdulillah sudah 75 persen selesai digarap.
Sebelum akhir Desember semuanya sudah kita targetkan selesai dan bisa dipergunakan untuk menampung ratusan siswa yang selama ini terlantar di masjid-masjid dan mushalla”, beber
Mukhlish menambahkan. (fr/yy)
Selama ini, madrasah itu, diakui Mukhlish hanya memiliki 3 ruang kelas yang hanya bisa menampung siswa kelas IV, V dan VI. Sedang kelas I, II dan III ditempatkan di serambi Masjid Alkaromah, tidak jauh dari lokasi gedung madrasah.
“Karena keterbatasan dana, kami akui kalau separuh siswa yang belajar di MI Raudlatus Shibyan terpaksa kami tempatkan di Masjid dan mushalla. Akibatnya, serambi masjid seringkali kotor dan ini meyusahkan petugas kebersihan masjid tersebut”, kata Mukhlish, Kepala Desa Telaga, Kecamatan Ganding, Sumenep, (22/12).
Untuk memenuhi kebutuhan tiga ruang kelas bagis murid MI di desa itu, diakui Kades Mukhlis bukanlah suatu hal yang mudah. Berbagai upaya dan proposal sudah sering diajukan ke sejumlah pihak terkait, namun belum ada hasil yang diharapkan.
Singkatnya, sejumlah tokoh masyarakat dan aparat desa setempat memutuskan untuk melakukan rembuk desa atau musyawarah desa (MD). Mengingat jumlah siswa di madrasah ini sangat banyak, yakni berjumlah 370 siswa yang belajar di Madrasah Ibtidaiyah
Raudlatus Shibyan.
“Dalam musyawarah desa itu muncullah usulan dari masyarakat desa setempat agar penambahan ruang kelas MI diambilkan dari dana PNPM tahun ini”, imbuhnya.
Pantauan Memo dilokasi, sebuah bangunan sekolah yang di butuhkan masyarakat selama ini akhirnya terbangun juga dengan ukuran bangunan 8 X 7 dengan ruang kelas sebanyak tiga lokal. “Alhamdulillah sudah 75 persen selesai digarap.
Sebelum akhir Desember semuanya sudah kita targetkan selesai dan bisa dipergunakan untuk menampung ratusan siswa yang selama ini terlantar di masjid-masjid dan mushalla”, beber
Mukhlish menambahkan. (fr/yy)
0 comment:
Posting Komentar