Sumenep, Memo- Bekas Bendahara Umum Partai Demokrat, M. Nazaruddin yang kini menjadi terdakwa kasus suap Wisma Atlet terus “ menyanyi” menyerang mantan kolega separtainya, Anas Urbaningrum, Ketua Umum PD. Terbaru, Nazar mengatakan Anas tak hanya terlibat kasus Wisma Atlet dan Hambalang, tapi juga proyek-proyek PT Adhi Karya seperti pembangunan kantor pajak Jakarta hingga pembangkit listrik di Kalimantan.
Tak hanya itu, Nazar kembali menyenggol istri Anas, Athiyyah Laila. Sebab beberapa tangan kanan Anas adalah petinggi PT Duta Sari Citralaras yang mayoritas sahamnya dimiliki Athiyyah.
Kondisi partai berlambang Mercy ini makin karut-marut, karena Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat, Ruhut Sitompul yang sebelumnya mengancam mundur--tapi batal-- bak melakukan “gol bunuh diri” dengan ikut menyerang partainya sendiri.
“Demokrat dalam lingkaran dusta ke dusta yang lain. Tahap dimana membela Nazar, mereka selalu membela dia habis-habisan. Tapi kemudian saat Nazar mengungkapkan nama, habis-habisan pula Nazar dihabiskan. Ini ada apa?” kata pengamat politik Fadjroel Rahman seperti dikutip Surabaya Pos, Jumat (23/12/11).
Untuk diketahui, Nazar mengatakan, Anas berperan penting mengegolkan proyek Stadion Hambalang di Bogor, Jawa Barat. “Dia (Anas) juga menerima fee (komisi) dari PT Adhi Karya, perusahaan pemenang tender proyek Hambalang,” ujarnya setelah diperiksa di Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK), Kamis (22/12/11).
Menurut dia, semua yang terkait dengan proyek Hambalang sudah diceritakan saat pemeriksaan. “Saya ceritakan uang (fee) yang diserahkan itu lewat siapa, kapan, dan di mana. Kini semua kembali pada KPK,” ujarnya.
Bekas Bendahara Umum Demokrat itu juga mengaku menceritakan kepada KPK ihwal peran koleganya di partai, seperti Angelina Sondakh, Mirwan Amir, dan Ignatius Mulyono, dalam proyek tersebut.
Proyek Hambalang meliputi pembangunan stadion serta pusat pendidikan, pelatihan, dan sekolah olahraga di bukit Hambalang, Jawa Barat. Proyek ini dikerjakan pada 2010 dengan dana Rp 1,2 triliun. Kasus ini sebenarnya sudah beberapa kali diungkap Nazar saat dia dalam pelarian.
Selain di Hambalang, Nazar menyebut Anas berperan dalam sejumlah proyek lain yang dimenangi PT Adhi Karya. Bekas anggota Komisi Hukum DPR itu mencontohkan proyek Kantor Pajak Jakarta serta proyek listrik di Kalimantan Timur dan Riau. Dia menyebutkan nama Machfud Suroso sebagai orang yang men-setting proyek itu. “Dia orang dekat dan dipercaya Anas,” katanya. Machfud dalam pernyataan sebelumnya mengaku mengenal Anas sebagai adik kelasnya.
Suroso sendiri diketahui sebagai salah satu direktur di PT Duta Sari Citralaras, yang mayoritas sahamnya pernah dimiliki oleh istri Anas, Athiyyah Laila.
Nazaruddin menyebutkan, bersama Suroso, Anas mengelola proyek fiftif. “Semua uangnya dikelola disitu dan dibuat kontrak fiktif antara PT itu dengan Adhi Karya,” terangnya.
Nazaruddin mengatakan, Suroso membuat kontrak fiktif dengan PT Adhi Karya. Selain proyek Hambalang dan gedung pajak, PT Adhi Karya juga dikatakan menjadi pelaksana proyek pembangkit listrik di Kalimantan Timur.”Terus yang ditanya lagi tentang pembangunan listrik di Riau yang menang Rekin (Rekayasa Industri). Semua sudah saya jelaskan termasuk keterlibatan Andi Saptinus di proyek E-KTP,” kata Nazaruddin.
Andi Saptinus, sebelumnya disebut Nazar sebagai orang Adhi Karya yang memberikan uang Rp 20 miliar kepada Anas. Nazaruddin mengatakan bahwa Anas menerima uang senilai hampir 7 juta dollar (Rp 63 miliar) terkait proyek Hambalang.”Dari mana Mas Anas mulai ngatur proyek Hambalang, di mana perannya Angelina Sondakh, di mana perannya pimpinan besar itu seperti Mirwan Amir, semua sudah saya jelaskan secara detail,” katanya.
Hingga berita ini diturunkan, Anas tidak bisa ditemui maupun dihubungi. Kala disambangi ke rumahnya, “Pak Anas baru tiba dari Cirebon dan sedang beristirahat,” kata Anton, petugas keamanan. Dia lalu memberikan nomor telepon seluler asisten Anas, Tomo. Tapi, saat dihubungi, nomor itu tidak aktif.
Beberapa pihak mendesak KPK mulai mendengarkan ocehan Nazar. Sebab, tudingannya tentang mobil Toyota Alphard milik Ketua Umum PD, Anas Urbaningrum, ternyata benar adanya. Kebenaran itu bisa dilihat dari fotokopi tukar nama pada Bukti Pemilikan Kendaraan Bermotor (BPKB) untuk Anas yang ditandatangani Paur Mutasi BPKB Iptu Sutino atas nama Direktur Lalu Lintas Polda Metro Jaya.
“Selama ini Nazaruddin dituding sering bernyanyi bohong, tanpa bukti dan data termasuk dalam persoalan mobil Alphard Ketum Demokrat Anas Urbaningrum. Namun hari ini mantan bendahara Demokrat ini membeberkan fotokopi BPKB Tukar Nama, tertera dengan jelas nama Anas Urbaningrum, Alamat: Jl. Teluk Semangka C 44/&D Jakarta Selatan, No.Pol: B 15 UA, Warna: Hitam, Dasar: STN/Kwitansi Jakarta 15-08-2008,” kata anggota Komisi III DPR RI, Aboe Bakar Al Habsy.
Terpisah,Ketua Dewan Pengurus Pusat Partai Demokrat, Ruhut Sitompul, menuding duit dari Nazaruddin tersebut mengalir pada orang-orang yang berada pada ring satunya bekas Bendahara Partai Demokrat atau orang-orang yang dekat dengannya. Dia memperjelas maksud dari ring satu Nazaruddin adalah rekan-rekan Nazar di Badan Anggaran Dewan Perwakilan Rakyat. “Kalian cari orang-orang yang disebut Nazar, seperti Angie (Angelina Sondakh), Mirwan Amir, silakan uber mereka,” katanya. (Ipoljatim)
0 comment:
Posting Komentar