Minggu, 12 September 2010

Hujat Tak DIbakar

Catatan Ngeriku Buat Yang telah Bermain-main dengan kehancuran
by: Ferry Arbania
Jangan bakar ayat-ayat Tuhan kami
karena itu sama halnya dengan membakar puting merapi diseantero dunia
yang artinya akan menghanguskan isi perutmu yang hitam

aku berkata bukan dengan puisi
aku hanya ingin bersyair untuk menghibur para pasukan perang
agar tetap dalam komando
dan tidak menebaskan pedang disembarang leher

bacalah pesan Tuhan dengan hati yang redam
jangan bicara kesalahan pemeluk keyakinan dengan dalih Islam
Islam bukanlah kerusuhan
Islam bukan kekerasan
jangan putar balikkan kenyataan
atau panah kami akan menancap dirahim kekufuranmu
setelah itu kami kirimkan angin
untuk meyeret kebusukan akal licikmu
menuju lembah kehancuran

Selamat istirahat manusia-manusia pilihan
ingat pesanku sebelum kalian benar-benar pulas dalam tidur
camkan baik-baik..
"Jangan Bakar Al-Quran kami".

Jabal Amarah, 13 September 2010

Ziarah pukau

Ziarah pukau

Oleh Ferry Arbania

Tujuh hari tujuh langit tujuh bumi tujuh matahari dan tujuh penghasilan manusia puncak dari keterasingan diri.Dua hati tujuh samudera,satu cinta dua tubuh,butuh Asmara,hijau mengalir dari pucuk cemara.Sekuntum rindu diterbangkan angin,hinggap didahan-dahan resah .Jemari dingin menyembul dari jendela sukma yang tengah menatap segelas anggur putih kesuciaan .

Dari menit kemenit tujuh gunung tujuh warna tujuh belasan ,nuansa Pubertas yang pulang pergi dalam kanvas sejarah,kemerdekaan tergadai,,rintik hujan yang menetas,terkelupas menjadi puting badai,meneteki pedih bumi yang geram.
“selamat datang pasukan surga”.
Kilau mutiara telah menggelantung pada lengkung kitab turast,ikhtibar yang menorehkan kisah pelaut,gembala bermalam di sehelai sprey basah gunung-gunung kerucut hitam,senantiasa mengumandangkan aromanya yang berdenyut-denyut ,mengantongi sebatang sigaret dari surga;andai kelam tak mengalungkan pelangi pada buah pantatmu yang kenyal dan menguning ,mungkin sajak kemarau sudah gugur dalam orgasme waktuku,malam ini

Kepak rindu telah bersayap-sayap dalam rumah tak berpintu;pun ketika bibir tasbih bersahutan dalam isak tangis pengantin,keranda hati kita yang bergetar,kembali datang diusung bimbang.Cakrawala luas janji kita,adalah sarang kecemasan burung di nadi ku,dan bulan sabit jingga itu,adalah rindang tatap mu .yang kutemukan dipertiga malam,lantaran
Dalam di jiwa ada batu
sungai-sungai dan laut kesangsian lumut
mencipta percik dari ringkik musim gugur,
sampai pun kaki Ismail terjulur kerahim zamzam
Ibrahim datang dengan haus pedangnya,
mengembalakan seruling Daud yang meliuk-liuk dalam irama hati
“duh”.

pengantin itu,kembali membuka nyayian pantatmu
meramu hasrat menjadi ayat,
wujud Qidam Baqa’
a ,I,u,
aura
telah menindih kepura-puraan
kembang kempis ombak
bernapas dalam gemetar jantung
ketika laut maha menagih janjiku
aku tak bisa berujar kecuali mengerang,bahkan pada burung yang bersiul dijendela bibir mu yang lembab,
aku lupa menjawab panggilan subuh-Mu

“terlalu nikmat untuk sekedar pantat”.Kalimat arif yang menyilet
namun terlalu hitam noktah kamar mu memalam-i hasrat diubun-ubunku

bulan dirahimmu telah kubalut dengan riuh bom.

maka perih yang tumbuh dari pergesekan kelamin itu
telah membangunkan jerit debu-debu diranjang mu

keniscayaan jagad ?
menguntum aroma sayang,
lalu kucipta kembali kamar bebunga
dengan salam kehangatan Rabbku,

Sanggar KOPI MADURA


Sanggar Kopi-M atau KOPI MADURA
Sanggar Komunitas Penyair Independen Madura, sebuah komunitas penulis sastra di Madura. Mereka menyebar diberbagai kota di Indonesia. Tujuannya tidak lain untuk tetap membangun komunikasi dengan mereka di tanah air. Bahkan sebagian mereka ada di Malaysia dan negera lainnya di dunia. Forum ini terbuka untuk siapa saja. Termasuk orang-orang diluar madura. Mari kita nikahkan puisi-puisi kita di sanggar Kopi-M.
Blog ini terbuak juga untuk umum. Karena yang jelas Madura Untuk Indonesia.



Salam

Dewan Pembina Sanggar Kopi-M Madura
***Selamat datang di blog berita Surat Kabar Harian Pagi MEMORANDUM***

Catatan Yang Ditampilkan

Mobil Toyota Anna Faris

Cari Blog Ini

Copyright @ 2013 Dhalem Temor.